Senin, 06 Juni 2016

NUKLIR? KENAPA ENGGAK!

Selasa, 30 Mei 2016. Saya dan rekan-rekan Pendidikan Fisika 2013 didampingi oleh dosen mata kuliah Fisika Inti, Ibu Ai Nurlaela, M.Si berkesempatan untuk dapat berkunjung ke Badan tenaga nuklir nasional (batan). BATAN ialah lembaga pemerintah non departemen yang melakukan penilitian dan pengembangan teknik nuklir untuk bidang pangan, energi, kesehatan & obat, diseminasi & teknologi informasi bidang nuklir.[1] Ini sangat berkaitan dengan materi Fisika Inti yang sedang kami pelajari, yaitu tentang nuklir.
Sebelum saya melanjutkan narasi saya perihal kunjungan ini, saya ingin berbagi sedikit mengenai apa sebenarnya nuklir itu. Apa yang kita pikirkan jika kita mendengar kata “nuklir”? Bom-kah? Fenomena hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki-kah? Atau fenomena Chernobyl yang mengerikan itu?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nuklir adalah berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom.[2] Energi nuklir merupakan energi alam yang paling fundamental. Konsentrasi energi sangat tinggi 1 gram U-235 = 3.000.000 gram batubara (fisika/teori), 1 gram U-235 = 100.000 gram batubara (teknologi -90'an), 1 gram PU = 1.000.000 gram batubara (teknologi -90'an). Energi nuklir bersifat intensif teknologi, tidak intensif sumber daya alam. Volume limbah kecil, mudah dikumpulkan, diproses dan disimpan (diisolasi dari lingkungan manusia). Pembelahan melalui reaksi inti dengan neutron tidak menimbulkan polutan organik (sebaliknya batu bara dibakar dengan oksigen, menimbulkan polutan organik dan non organik: VHC, SOX, NOX, dan lain-lain yang berbahaya bagi kesehatan). Polusi radiasi mudah diatasi dengan perisai dan sistem keselamatan lain. Bahan bakar bersifat kuasi-domestik (mudah diperoleh di pasar internasional dan dapat ditimbun). Sumber daya energi nuklir mampu memasok energi dengan skala besar dan untuk jangka panjang.[3]
“Sudah mulai tertarikkah dengan nuklir?”
Baiklah, saya akan melanjutkan narasi saya perihal kunjungan saya dan rekan-rekan ke BATAN. BATAN itu sendiri terletak di dalam kawasan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong-Tangerang Selatan.
Sesampainya di kawasan puspiptek, kami disambut sangat baik oleh satu orang satpam dan satu orang petugas. Sebelum memasuki kawasan BATAN-nya, kami mendapat sedikit arahan mengenai keadaan di dalam, juga dibagikan co card sebagai tanda bahwa kami adalah peserta kunjungan.
Tanpa lama-lama, kami segera diarahkan untuk memasuki kawasan nan membuat kami kagum tersebut dengan segala kecanggihannya. Bermacam-macam gedung yang berbeda identitas menandakan fungsinya pula yang berbeda-beda. Kami diarahkan untuk memasuki sebuah gedung seperti aula pertemuan. Kamipun menempati tempat duduk kami masing-masing. 
Tanpa menduga sebelumnya, sudah terdapat sebuah tim yang menunggu kami di aula tersebut. Mereka siap memberi pengenalan-pengenalan kepada kami terkait BATAN, juga arahan-arahan yang membuat kami semakin antusias untuk mengunjungi gedung-gedung pemrosesan nuklir itu secara langsung. Penyambutan yang bagi kami sangat hangat. Acara dimulai dengan pembukaan dilanjut dengan sambutan dari pihak BATAN juga dari pihak kami yang disampaikan oleh dosen Fisika Inti kami ialah Ibu Ai Nurlaela, M.Si. Setelah itu, kami pun dikenalkan lebih tentang BATAN.

Setelah cukup menyimak dan berkenalan lebih dengan BATAN, kami pun mendapat penjelasan lagi mengenai isu-isu terkait nuklir dan pemanfaatannya di dunia. Seperti yang sudah saya katakan di awal bahwa nuklir ialah segala yang berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom. Nuklir, merupakan sebuah energi masa depan yang ramah lingkungan, yang dapat juga dijadikan sebagai pembangkit listrik dalam pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Sayang sekali memang, karena sampai saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang ada di negara kita belum diaktifkan untuk beroperasi sebagai pemasok listrik. Ini dikarenakan dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu sendiri dikarenakan sistem PLTN yang ada di Indonesia ini baru memenuhi dua dari empat syarat yang memang harus dipenuhi jika berpatokan kepada standar internasioanal, karena jikalau belum terpenuhi, itu artinya belum sempurnanya sistem dan khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Sehingga memang masih perlu waktu untuk dapat melengkapi dua syarat lagi tersebut. Dan memang itu tak akan mustahil jika sistem PLTN di Indonesia mampu melakukannya. Faktor eksternal ialah izin pemerintah yang belum didapat, pun ketakutan-ketakutan masyarakat mengenai dampak jika saja rekator nuklir yang digunakan tersebut mengalami kebocoran. Padahal sistem pengamanan dari PLTN itu berlapis-lapis, dan kecil kemungkinan untuk dapat mengalami kebocoran.
Usai sesi pemberian materi kepada kami, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Tiga orang di antara kami mengajukan pertanyaan dengan antusiasnya. Ialah Latif Mudzakkir, Adnavi Ulfa dan Rizki Nailul Author yang mewakili kami sebagai penanya untuk menanyakan lebih lanjut mengenai isu-isu nuklir juga pemanfaatannya yang masih mebuat kami penasaran dan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Setelah dirasa cukup, acara di Gedung Aula Pertemuan itupun ditutup. Di akhir, rombongan kami dibagi ke dalam dua kelompok besar karena tidak mungkin jika 59 orang dari kami masuk semua ke dalam tempat pemrosesan nuklir tersebut secara langsung.
Akhirnya, 31 orang dari kami termasuk saya berkesempatan untuk dapat mengunjungi secara langsung ke Reaktor Serba Guna, yang mana di BATAN Serpong ini dinamakan dengan dengan Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy. Lalu 28 orang dari kami berkunjung ke Pusat Teknologi Bahan Bakar Nukir.
 
Dapat kita lihat dari gambar di atas bahwa Pusat Reaktor Serba Guna berada di bawah Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir, sedangkan Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir berada di bawah Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir. Usai dari aula pertemuan itu pun kami (dua kelompok besar tadi) langsung menuju ke tempat kunjungan kami masing-masing.
Setelah jalan sebentar, akhirnya rombongan yang berjumlah 31 orang itu pun sampai di Pusat Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (PRSG-GAS). Sesampainya di sana, barang-barang yang kami bawa harus dikumpulkan sebelum memasuki Pusat Reaktor. Kami diterima di PRSG-GAS oleh Tim Pemandu PRSG-GAS yang terdiri dari Cahyana ST, Drs. Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si. Puspitasari Ramadania S.Si, Ngariatinah, Suharyo, Sunarningsih dkk.
Sebelum benar-benar masuk ke kawasan Reaktor, kami juga diarahkan terlebih dahulu di ruangan depan. Kami mendapat beberapa penjelasan dari pendamping kami mengenai bagian-bagian yang terdapat di Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy tersebut.
Setelah itu, kami masuk ke dalam suatu ruangan, kami diinstruksikan untuk mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan. Satu orang dari kami, yaitu Apan Fauzi menggunakan alat pendeteksi kontaminasi di pakaiannya sebagai alat untuk pengecekkan. Apakah setelah masuk ke kawasan Reaktor terjadi kontaminasi atau tidak.
Kami pun segera menaiki lift untuk menuju ke reaktor tersebut. Keluar dari lift, kami diinstruksikan kembali untuk mengenakan alas kaki khusus yang telah disediakan. Pintu yang terlihat begitu kuat itupun akhirnya dibukakan satu persatu. Dan akhirnya kami benar-benar melihat langsung Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy tersebut.
Kami melihat mereka para teknisi kenukliran yang sedang bekerja. Kami mengelilingi ruangan tersebut sambil mendapat penjelasan dari pendamping kami. Tak jarangpun dari kami juga meelontarkan beberapa pertanyaan yang tentu saja kami ingin ketahui. Sesekali kami mengabadikan foto di dekat reaktor.

Kami mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor RSG-GAS dengan penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki oleh reaktor RSG-GAS. Kami juga mendapat penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS. Selain itu dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen, inspeksi dan pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS termasuk didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya Keamanan maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak Lingkungan di PRSG.

Sekilas tentang Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy
Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) yang dibangun di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh BATAN. Reaktor RSG-GAS dikelola dan dioperasikan oleh Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG). Dari struktur organisasi Badan Tenaga Nuklir Nasional, PRSG berada di bawah Deputi Kepala Pendayagunaan Teknologi Nuklir. Tugas pokok PRSG sesuai KEPPRES No.197 tahun 1998 adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi reaktor, pengoperasian reaktor RSG-GAS, melakukan pelayanan iradiasi, serta bertanggungjawab terhadap keselamatan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Reaktor RSG-GAS dibangun sejak tahun 1983, setelah dicapai kritis pertama pada 27 Maret 1987, kemudian diresmikan oleh presiden RI pada tanggal 20 Agustus 1987. Akhirnya pada bulan Maret 1992 dicapai operasi reaktor pada daya penuh 30 MW.
Itulah sekilas tentang Reaktor GA. Siwabessy. Setelah dirasa cukup berkeliling di fasilitas reaktor, kami pun segera keluar. Sebelum menuju pintu-pintu berat itu, kamipun diperiksa untuk mengetahui apakah kami terkontaminasi atau tidak. Dan semua negatif, kami kembali dengan tanpa terkontaminasi sedikitpun, pun hasil alat yang digunakan teman kami Apan Fauzi untuk menunjukkan angka kontaminasi tetap berada di angka 0. Fasilitas Reaktor sungguh aman jika kita mengikuti aturan dengan sesuai. Usai keluar dari fasilitas reaktor, kami pun mengabadikan momen di depan Psat Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy.
 
Tak lama kamipun pamit kepada pihak BATAN yang telah menerima kami dengan sangat baik. Dari kunjungan tersebut, saya memperoleh banyak sekali ilmu, pengetahuan serta pengalaman. Selain dimanfaatkan di bidang energi, nuklir juga dapat dimanfaatkan di bidang industri, kesehatan, pertanian, perternakan dan masih banyak bidang lainnya. Nuklir bukanlah sesuatu yang menyeramkan. Nuklir tidak akan membahayakan jika dimanfaatkan dan diaplikasikan sesuai dengan cara-caranya. Untuk itu masihkah kita takut dengan nuklir?.
“Nuklir? Kenapa Enggak!”




[2] KBBI offline
[3] http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/1_energi_nuklir.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar