Sabtu, 26 April 2014

My Student's Description



Nama murid saya Arga Satya Nugraha, berjenis kelamin laki-laki. Saat ini dia berumur 7 tahun, dia lahir pada tanggal 10 Mei 2007. Arga memiliki badan yang cukup tinggi bagi seumurannya yaitu 121 cm dengan berat badan 24 kg. Saat ini dia masih duduk di TK besar dan ingin melanjutkan ke Sekolah Dasar. Arga sering menjuarai lomba mewarnai, terakhir dia mencatatkan prestasinya di bidang mewarnai di tingkat IGTK se-kecamatan Gunung Putri sebagai juara I.
Arga memilki perawakan kurus tinggi dengan wajahnya yang cukup tampan dan lucu, sehingga tidak heran dia banyak disukai dengan kawan mainnya terutama yang perempuan. Arga merupakan tipe orang yang tergantung mood, jika mood-nya sedang baik dia bisa sangat rajin dalam belajar, baik itu belajar membaca, mengaji, maupun berhitung. Tapi jika mood-nya sedang tidak baik, mau dirayu atau bagaimanapun untuk belajar tetap saja dia tidak akan mau. Dilihat dari potensinya, dia pintar dalam hal menggambar, mewarnai dan berhitung. Namun dalam hal membaca dia masih belum menguasai, sering lupa jika dalam mengenali huruf, sehingga dalam hal membaca dapat dibilang dia belum bisa.
Arga pintar dalam bergaul, dia mempunyai teman yang banyak. Kadangkala dia main tak lupa waktu, sehingga orang tuanya pun suka mengkhawatirkannya. Meski begitu, Arga merupakan seseorang yang perasa, dia akan mudah tersinggung, sedih ataupun marah jika sedikit saja ada yang membentaknya. Dia juga cukup kritis untuk hal-hal yang baru diketahuinya, sehingga seringkali pertanyaan-pertanyaan ingin tahu selalu dia ajukan.
Teacher
Sarlita Hidayati

 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama peserta didik     : Arga Satya Nugraha
Umur                           : 7 tahun
Jenis kelamin               : Laki-laki
Satuan Pendidikan      : TKQ Al-Hikmah
Mata Pelajaran            : Membaca, Menulis dan Berhitung (Calistung)
Kelas                           : TK B
Materi Pokok       : Membaca bacaan bahasa Indonesia, mambaca iqra, menulis kata-kata bahasa Indonesia, berhitung penjumlahan dan pengurangan.
Pertemuan ke              : 1
Alokasi waktu             : 1 jam

Standar Kompetensi
1. Mengetahui bacaan, tulisan dan hitungan.

Kompetensi Dasar
1.1. Mengetahui bacaan bahasa Indonesia, bacaan iqra, tulisan dalam bahasa Indonesia dan hitungan penjumlahan serta pengurangan.

Indikator Pencapaian Kompetensi
·         Mengetahui huruf abjad, huruf hijaiyah dan membaca kata-kata dalam bahasa Indonesia.
·         Mengetahui dan mampu menulis tulisan dalam bahasa Indonesia.
·         Mengetahui perhitungan baik dalam penjumlahan maupun pengurangan yang sederhana.

a. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Menyebutkan semua huruf abjad dan huruf hijaiyah. (C1)
Agar peserta didik dapat mengetahui urutan huruf-huruf abjad dan hijaiyah serta mengetahui cara penulisannya. Karena dalam buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. H. Djaali (2013) tentang perkembangan intelegensi pada tahap berpikir praoperasional menyatakan bahwa pada tahap ini anak mempunyai pikiran sebenarnya representasional (simbol); dan rangkaian tingkah laku dapat dimainkan dalam pikiran daripada kejadian fisik yang sebenarnya.
2. Menyebutkan bacaan sesuai dengan tulisan dengan baik dan benar. (C1)
Agar peserta didik dapat mengetahui lafal dari suatu bacaan yang dibacanya. Karena dalam buku Psikologi Pendidikan karya Jeanne Ellis Ormrod (2008) tentang tahap perkembangan kognitif tahap praoperasional (2-7 tahun) menyatakan bahwa keterampilan bahasa anak akan berkembang pesat dan penguasaan kosakata yang meningkat memungkinkan mereka mengekspresikan dan memikirkan berbagai objek dan peristiwa.
3. Membuat tulisan sesuai dengan yang didiktekan. (P3)
Agar peserta didik dapat menuliskan bacaan-bacaan secara langsung dari apa yang didengarnya. Karena dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru karya Syah Muhibbin dalam karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak besar menyatakan bahwa untuk keterampilan sekolah anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan untuk menulis, menggambar, melukis, menari, bernyanyi, dan lain-lain.
4. Membedakan penulisan angka-angka Indonesia dengan angka-angka Arab. (P1)
Agar peserta didik dapat menafsirkan tulisan angka arab dan angka indonesia. Karena dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru karya Syah Muhibbin (2013) dalam tahap perkembangan psikomotorik masa kanak-kanak tengah dan akhir (6-11 tahun), menyatakan bahwa anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, arismatik, dam mereka secara formal dihadapkan pada dunia yang lebih besar dan budayanya.
5. Memperhitungkan penjumlahan dan pengurangan dari mulai satuan hingga puluhan. (C3)
Agar peserta didik dapat menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan matematis terutama dalam hal penjumlahan dan pengurangan yang sifatnya masih sederhana. Karena dalam buku Psikologi Pendidikan karya Muhammad Irham dan Novan Wiyani (2013) tentang rumusan implikasi teori belajar dalam proses pembelajaran dan pengajaran menyatakan bahwa dalam teori Piaget bagi anak usia 6-7 tahun pengopersian suatu penjumlahan harus menggunakan benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berpikir mereka baru mencapai tahap operasi konkret. Contohnya, untuk menjelaskan operasi penjumlahan 4+2 lebih baik guru memperagakannya dengan memperlihatkan 4 benda dan 2 benda.
6. Mematuhi perintah pengajar untuk lebih dapat menguasai Calistung (Membaca, Menulis, dan Berhitung). (A2)
Agar peserta didik dapat bersikap lebih disiplin, lebih semangat dan lebih memiliki motivasi dalam pencapaian belajarnya. Karena dalam buku Psikologi Pendidikan karya Prof. Dr. H. Djaali (2013) menyatakan bahwa perkembangan afektif pada umur 2-7 tahun dengan munculnya responsitas (timbal balik) serta perasaan moral sesuai dengan konsep anak-anak tentang peraturan dalam bermasyarakat dengan lingkungan sosialnya.

Kamis, 17 April 2014

BELAJAR

  بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Tujuan artikel ini dibuat yaitu:

  • Untuk mengetahui dalil-dalil yang berkenaan tentang belajar (menuntut ilmu).

  • Untuk mengetahui pengertian belajar dari berbagai ahli dan sumber.

  • Untuk mengetahui ciri-ciri belajar.

  • Untuk mengetahui jenis-jenis belajar.

  • Untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam mengenai belajar dan dapat mempermudah dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 

Dalil-dalil Yang Berkenaan Tentang Belajar (Menuntut Ilmu)


Surah al-Mujadilah ayat 11
يَآيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجَلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ المجادلة

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. (ابن ماجه وغيره)
Dari Anas bin Malik r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Menuntut ilmu adalah satu fardu yang wajib atas tiap-tiap seorang Islam." (Ibnu Majah dan Lain-lainnya).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (أبو داود وابن ماجه)
Dari Abu Hurairah, r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesiapa yang mempelajari sesuatu ilmu dari jenis-jenis ilmu yang tujuannya untuk mencapai keredhaan Allah,  sedang ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapat sesuatu bahagian dari dunia (harta benda atau pengaruh), nescaya ia tidak akan dapat mencium bau syurga,  pada hari qiamat kelak."
BELAJAR

http://fikaevernia.blogspot.com/2012/09/belajar-efektif.html

PENGERTIAN BELAJAR
A Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

B Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
1. James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
3. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
4. Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
5. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
6. Benjamin S. Bloom : “ tigah ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik”
7. Ki Hajar Dewantara : “Ing Ngarso Suntolodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”
http://riecowlopher.wordpress.com/

CIRI-CIRI BELAJAR
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
a. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
b. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
c. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
d. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
e. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
f. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
g. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
h. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan’
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol’
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

JENIS-JENIS BELAJAR
A Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping).
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda– beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri).
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat.
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule).
Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar, hal tersebut adalah :
1. keterampilan intelektual
2. informasi verbal
3. strategi kognitif
4. keterampilan motorik
5. sikap
B Menurut Bloom
Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga dmain belajar yaitu :
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:
Pengetahuan (Knowledge).
Pemahaman (Comprehension).
Penerapan (Aplication)
Penguraian (Analysis).
Memadukan (Synthesis).
Penilaian (Evaluation).
2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
Penerimaan (receiving/attending).
Sambutan (responding).
Penilaian (valuing).
Pengorganisasian (organization).
Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
Kesiapan (set)
Meniru (imitation)
Membiasakan (habitual)
Adaptasi (adaption)
C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata
2. Belajar Kognitif
3. Belajar Menghafal
4. Belajar Teoritis
5. Belajar Konsep
6. Belajar Kaidah
7. Belajar Berpikir
Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.
Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.
Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
Kesadaran akan adanya masalah.
Merumuskan masalah.
Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
Menguji hipotesis-hipotesis itu.
Menerima hipotesis yang benar.

D Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar,
dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang
belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu
mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4. Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara
maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan
kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.

Sumber :
konsep-belajar-dan-pembelajaran-modul