NUKLIR?
KENAPA ENGGAK!
Selasa, 30 Mei
2016. Saya dan rekan-rekan Pendidikan Fisika 2013 didampingi oleh dosen mata
kuliah Fisika Inti, Ibu Ai Nurlaela, M.Si berkesempatan untuk dapat berkunjung
ke Badan tenaga nuklir nasional (batan). BATAN ialah lembaga pemerintah non
departemen yang melakukan penilitian dan pengembangan teknik nuklir untuk
bidang pangan, energi, kesehatan & obat, diseminasi & teknologi
informasi bidang nuklir.[1]
Ini sangat berkaitan dengan materi Fisika Inti yang sedang kami pelajari, yaitu
tentang nuklir.
Sebelum saya
melanjutkan narasi saya perihal kunjungan ini, saya ingin berbagi sedikit mengenai
apa sebenarnya nuklir itu. Apa yang kita pikirkan jika kita mendengar kata
“nuklir”? Bom-kah? Fenomena hancurnya kota Hiroshima dan Nagasaki-kah? Atau
fenomena Chernobyl yang mengerikan
itu?
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, nuklir adalah berhubungan dengan atau menggunakan inti
atau energi (tenaga) atom.[2] Energi
nuklir merupakan energi alam yang paling fundamental. Konsentrasi energi sangat
tinggi 1 gram U-235 = 3.000.000 gram batubara (fisika/teori), 1 gram U-235 =
100.000 gram batubara (teknologi -90'an), 1 gram PU = 1.000.000 gram batubara
(teknologi -90'an). Energi nuklir bersifat intensif teknologi, tidak intensif
sumber daya alam. Volume limbah kecil, mudah dikumpulkan, diproses dan disimpan
(diisolasi dari lingkungan manusia). Pembelahan melalui reaksi inti dengan
neutron tidak menimbulkan polutan organik (sebaliknya batu bara dibakar dengan
oksigen, menimbulkan polutan organik dan non organik: VHC, SOX, NOX, dan
lain-lain yang berbahaya bagi kesehatan). Polusi radiasi mudah diatasi dengan
perisai dan sistem keselamatan lain. Bahan bakar bersifat kuasi-domestik (mudah
diperoleh di pasar internasional dan dapat ditimbun). Sumber daya energi nuklir
mampu memasok energi dengan skala besar dan untuk jangka panjang.[3]
“Sudah
mulai tertarikkah dengan nuklir?”
Baiklah, saya
akan melanjutkan narasi saya perihal kunjungan saya dan rekan-rekan ke BATAN.
BATAN itu sendiri terletak di dalam kawasan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Serpong-Tangerang Selatan.
Sesampainya di
kawasan puspiptek, kami disambut sangat baik oleh satu orang satpam dan satu
orang petugas. Sebelum memasuki kawasan BATAN-nya, kami mendapat sedikit arahan
mengenai keadaan di dalam, juga dibagikan co
card sebagai tanda bahwa kami adalah peserta kunjungan.
Tanpa lama-lama,
kami segera diarahkan untuk memasuki kawasan nan membuat kami kagum tersebut
dengan segala kecanggihannya. Bermacam-macam gedung yang berbeda identitas
menandakan fungsinya pula yang berbeda-beda. Kami diarahkan untuk memasuki
sebuah gedung seperti aula pertemuan. Kamipun menempati tempat duduk kami
masing-masing.
Tanpa menduga sebelumnya,
sudah terdapat sebuah tim yang menunggu kami di aula tersebut. Mereka siap
memberi pengenalan-pengenalan kepada kami terkait BATAN, juga arahan-arahan
yang membuat kami semakin antusias untuk mengunjungi gedung-gedung pemrosesan
nuklir itu secara langsung. Penyambutan yang bagi kami sangat hangat. Acara
dimulai dengan pembukaan dilanjut dengan sambutan dari pihak BATAN juga dari
pihak kami yang disampaikan oleh dosen Fisika Inti kami ialah Ibu Ai Nurlaela,
M.Si. Setelah itu, kami pun dikenalkan lebih tentang BATAN.
Setelah cukup
menyimak dan berkenalan lebih dengan BATAN, kami pun mendapat penjelasan lagi
mengenai isu-isu terkait nuklir dan pemanfaatannya di dunia. Seperti yang sudah
saya katakan di awal bahwa nuklir ialah segala yang berhubungan dengan atau
menggunakan inti atau energi (tenaga) atom. Nuklir, merupakan sebuah energi masa
depan yang ramah lingkungan, yang dapat juga dijadikan sebagai pembangkit
listrik dalam pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Sayang sekali memang,
karena sampai saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang ada di
negara kita belum diaktifkan untuk beroperasi sebagai pemasok listrik. Ini
dikarenakan dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal itu sendiri dikarenakan sistem PLTN yang ada di Indonesia ini baru
memenuhi dua dari empat syarat yang memang harus dipenuhi jika berpatokan
kepada standar internasioanal, karena jikalau belum terpenuhi, itu artinya
belum sempurnanya sistem dan khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sehingga memang masih perlu waktu untuk dapat melengkapi dua syarat lagi
tersebut. Dan memang itu tak akan mustahil jika sistem PLTN di Indonesia mampu
melakukannya. Faktor eksternal ialah izin pemerintah yang belum didapat, pun
ketakutan-ketakutan masyarakat mengenai dampak jika saja rekator nuklir yang
digunakan tersebut mengalami kebocoran. Padahal sistem pengamanan dari PLTN itu
berlapis-lapis, dan kecil kemungkinan untuk dapat mengalami kebocoran.
Usai sesi
pemberian materi kepada kami, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Tiga orang di
antara kami mengajukan pertanyaan dengan antusiasnya. Ialah Latif Mudzakkir,
Adnavi Ulfa dan Rizki Nailul Author yang mewakili kami sebagai penanya untuk
menanyakan lebih lanjut mengenai isu-isu nuklir juga pemanfaatannya yang masih
mebuat kami penasaran dan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat. Setelah
dirasa cukup, acara di Gedung Aula Pertemuan itupun ditutup. Di akhir,
rombongan kami dibagi ke dalam dua kelompok besar karena tidak mungkin jika 59
orang dari kami masuk semua ke dalam tempat pemrosesan nuklir tersebut secara
langsung.
Akhirnya, 31
orang dari kami termasuk saya berkesempatan untuk dapat mengunjungi secara
langsung ke Reaktor Serba Guna, yang mana di BATAN Serpong ini dinamakan dengan
dengan Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy. Lalu 28 orang dari kami berkunjung ke
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nukir.
Dapat kita lihat
dari gambar di atas bahwa Pusat Reaktor Serba Guna berada di bawah Deputi
Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir, sedangkan Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir berada di bawah Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir. Usai dari aula
pertemuan itu pun kami (dua kelompok besar tadi) langsung menuju ke tempat
kunjungan kami masing-masing.
Setelah jalan sebentar, akhirnya rombongan yang berjumlah 31
orang itu pun sampai di Pusat Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (PRSG-GAS). Sesampainya di sana,
barang-barang yang kami bawa harus dikumpulkan sebelum memasuki Pusat Reaktor. Kami
diterima di PRSG-GAS oleh Tim Pemandu PRSG-GAS yang terdiri dari Cahyana ST,
Drs. Unggul Hartoyo, Agung Satrio S.Si. Puspitasari Ramadania S.Si,
Ngariatinah, Suharyo, Sunarningsih dkk.
Sebelum
benar-benar masuk ke kawasan Reaktor, kami juga diarahkan terlebih dahulu di
ruangan depan. Kami mendapat beberapa penjelasan dari pendamping kami mengenai
bagian-bagian yang terdapat di Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy tersebut.
Setelah itu,
kami masuk ke dalam suatu ruangan, kami diinstruksikan untuk mengenakan pakaian
khusus yang telah disediakan. Satu orang dari kami, yaitu Apan Fauzi
menggunakan alat pendeteksi kontaminasi di pakaiannya sebagai alat untuk
pengecekkan. Apakah setelah masuk ke kawasan Reaktor terjadi kontaminasi atau
tidak.
Kami pun segera
menaiki lift untuk menuju ke reaktor tersebut. Keluar dari lift, kami
diinstruksikan kembali untuk mengenakan alas kaki khusus yang telah disediakan.
Pintu yang terlihat begitu kuat itupun akhirnya dibukakan satu persatu. Dan
akhirnya kami benar-benar melihat langsung Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy
tersebut.
Kami melihat
mereka para teknisi kenukliran yang sedang bekerja. Kami mengelilingi ruangan
tersebut sambil mendapat penjelasan dari pendamping kami. Tak jarangpun dari
kami juga meelontarkan beberapa pertanyaan yang tentu saja kami ingin ketahui.
Sesekali kami mengabadikan foto di dekat reaktor.
Kami
mendapat penjelasan mengenai perkembangan dari sejarah reaktor RSG-GAS dengan
penjelasan mengenai kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki oleh reaktor
RSG-GAS. Kami juga mendapat
penjelasan mengenai fungsi dan manfaat dari reaktor RSG-GAS. Selain itu
dijelaskan pula mengenai proses bisnis reaktor dan manajemen, inspeksi dan
pengawasan serta sistem pelaporan pengelolaan reaktor RSG-GAS termasuk
didalamnya penjelasan mengenai Sistem Mutu, Budaya Keselamatan, Budaya Keamanan
maupun Sistem Monitoring dan Evaluasi serta Pengawasan Dampak Lingkungan di
PRSG.
Sekilas
tentang Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy
Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) yang dibangun di
kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong
merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh BATAN. Reaktor RSG-GAS
dikelola dan dioperasikan oleh Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG). Dari struktur
organisasi Badan Tenaga Nuklir Nasional, PRSG berada di bawah Deputi Kepala
Pendayagunaan Teknologi Nuklir. Tugas pokok PRSG sesuai KEPPRES No.197 tahun
1998 adalah melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi reaktor,
pengoperasian reaktor RSG-GAS, melakukan pelayanan iradiasi, serta
bertanggungjawab terhadap keselamatan yang ditetapkan oleh Kepala Badan Tenaga
Nuklir Nasional.
Reaktor RSG-GAS dibangun sejak tahun 1983, setelah dicapai
kritis pertama pada 27 Maret 1987, kemudian diresmikan oleh presiden RI pada
tanggal 20 Agustus 1987. Akhirnya pada bulan Maret 1992 dicapai operasi reaktor
pada daya penuh 30 MW.
Itulah sekilas tentang Reaktor GA. Siwabessy. Setelah dirasa
cukup berkeliling di fasilitas reaktor, kami pun segera keluar. Sebelum menuju
pintu-pintu berat itu, kamipun diperiksa untuk mengetahui apakah kami
terkontaminasi atau tidak. Dan semua negatif, kami kembali dengan tanpa
terkontaminasi sedikitpun, pun hasil alat yang digunakan teman kami Apan Fauzi
untuk menunjukkan angka kontaminasi tetap berada di angka 0. Fasilitas Reaktor
sungguh aman jika kita mengikuti aturan dengan sesuai. Usai keluar dari fasilitas
reaktor, kami pun mengabadikan momen di depan Psat Reaktor Serba Guna GA.
Siwabessy.
Tak lama kamipun pamit kepada pihak BATAN yang telah
menerima kami dengan sangat baik. Dari kunjungan tersebut, saya memperoleh
banyak sekali ilmu, pengetahuan serta pengalaman. Selain dimanfaatkan di bidang
energi, nuklir juga dapat dimanfaatkan di bidang industri, kesehatan,
pertanian, perternakan dan masih banyak bidang lainnya. Nuklir bukanlah sesuatu
yang menyeramkan. Nuklir tidak akan membahayakan jika dimanfaatkan dan
diaplikasikan sesuai dengan cara-caranya. Untuk itu masihkah kita takut dengan
nuklir?.
“Nuklir? Kenapa Enggak!”
[2] KBBI offline
[3] http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/1_energi_nuklir.pdf