بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Tujuan artikel ini dibuat yaitu:
Untuk mengetahui dalil-dalil yang berkenaan tentang belajar (menuntut ilmu).
Untuk mengetahui pengertian belajar dari berbagai ahli dan sumber.
Untuk mengetahui ciri-ciri belajar.
Untuk mengetahui jenis-jenis belajar.
Untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam mengenai belajar dan dapat mempermudah dalam membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Dalil-dalil Yang Berkenaan Tentang Belajar (Menuntut Ilmu)
Surah al-Mujadilah ayat 11
يَآيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْآ اِذَا قِيْلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجَلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَاِذَا قِيْلَ
انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ
الَّذِيْنَ اُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ـ
المجادلة
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis.” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu.” maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadilah: 11).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
(ابن ماجه وغيره)
Dari Anas bin Malik r.a., katanya: Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Menuntut ilmu adalah satu fardu yang wajib atas
tiap-tiap seorang Islam." (Ibnu Majah dan Lain-lainnya).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا
لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (أبو داود وابن ماجه)
Dari Abu Hurairah, r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Sesiapa yang mempelajari sesuatu ilmu dari jenis-jenis ilmu yang
tujuannya untuk mencapai keredhaan Allah, sedang ia tidak mempelajarinya
melainkan untuk mendapat sesuatu bahagian dari dunia (harta
benda atau pengaruh), nescaya ia tidak akan dapat mencium bau
syurga, pada hari qiamat kelak."
BELAJAR
http://fikaevernia.blogspot.com/2012/09/belajar-efektif.html
PENGERTIAN BELAJAR
A Pengertian belajar menurut kamus bahasa
Indonesia :
Belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.
B Pengertian belajar menurut beberapa
ahli :
1. James O.
Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri ,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
3. Robert M.
Gagne dalam buku: the conditioning of learning
mengemukakan bahwa: Learning is
change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and
which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan
karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi
oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
4. Moh.
Surya (1997) : “belajar dapat diartikan
sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
5. Witherington
(1952) : “belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
6. Benjamin S.
Bloom : “ tigah ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik”
7. Ki Hajar
Dewantara : “Ing Ngarso Suntolodo, Ing
Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”
http://riecowlopher.wordpress.com/
CIRI-CIRI BELAJAR
Ciri-ciri belajar adalah sebagai
berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan
tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak
berlangsung sesaat saja melainkan
menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja
melainkan harus dengan usaha.
Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh
pertumbuhan fisik/ kedewasaan,
tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Dari beberapa
pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku.
Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku,
yaitu :
a. Perubahan
yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha
sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,
individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi
perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya
semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
b. Perubahan
yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki
pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap
dan keterampilan berikutnya.
c. Perubahan
yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
d. Perubahan
yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif
dan menujukkan ke arah kemajuan.
e. Perubahan
yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang
bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
f. Perubahan
yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses
belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
g. Perubahan
yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada
tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang.
h. Perubahan
perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar
memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam
sikap dan keterampilannya.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin
Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk
:
1. Informasi verbal;
yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun
tulisan’
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan
interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol’
3. Strategi kognitif;
kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan
aktivitasnya.
4. Sikap;
yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan
yang akan dilakukan.
5. Kecakapan motorik;
ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot
dan fisik.
JENIS-JENIS BELAJAR
A Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan
kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan
manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal
learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap
stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal
learning terjadi.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan
(reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping).
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan
membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak
dalam urutan tertentu.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar
menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian
dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan
reaksi yang berbeda– beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan.
6. Belajar konsep (concept
learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek
dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang
mewakili kesamaan ciri).
7. Belajar dalil (rule
learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau
kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya
dituangkan dalam bentuk kalimat.
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe
belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga
terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule).
Gagne juga membuat semacam
sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan
hasil-hasil belajar, hal tersebut adalah :
1. keterampilan intelektual
2. informasi verbal
3. strategi kognitif
4. keterampilan motorik
5. sikap
B Menurut Bloom
Benyamin S. Bloom (1956) adalah
ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi
belajar adalah pengelompokkan tujuan
berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga dmain belajar
yaitu :
1. Cognitive
Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan
ini tediri dari:
Pengetahuan (Knowledge).
Pemahaman (Comprehension).
Penerapan (Aplication)
Penguraian (Analysis).
Memadukan (Synthesis).
Penilaian (Evaluation).
2. Affective
Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan
sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
Penerimaan (receiving/attending).
Sambutan (responding).
Penilaian (valuing).
Pengorganisasian (organization).
Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor Domain (Kawasan
psikomotorik). Adalah kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf
dan otot (neuronmuscular system)
dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
Kesiapan (set)
Meniru (imitation)
Membiasakan (habitual)
Adaptasi (adaption)
C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De
Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)
1. Belajar arti kata-kata
2. Belajar Kognitif
3. Belajar Menghafal
4. Belajar Teoritis
5. Belajar Konsep
6. Belajar Kaidah
7. Belajar Berpikir
Konsep Dewey tentang berpikir
menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran
akan adanya masalah.
Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
Mencari informasi atau data dan kemudian data itu
diorganisasikan.
Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan
hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar
dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi
sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat
sampai pada kesimpulan.
Menurut Dewey, langkah-langkah
dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
Kesadaran akan adanya masalah.
Merumuskan masalah.
Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
Menguji hipotesis-hipotesis itu.
Menerima hipotesis yang benar.
D Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan
kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar
( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know.
Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar,
dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang
dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang
belajar.
2. Learning to do.
Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu
mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari
nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang
berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang
belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya,
dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
4. Learning to be.
Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara
maksimal. Setiap individu didorong untuk berkembang
dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati
diri, memahami kemampuan dan
kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan
membangun pribadi secara utuh.
Sumber :
konsep-belajar-dan-pembelajaran-modul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar